Suara Gitar Dalam Gelap & Harapan Terhambur Dipersimpangan Jalan

Tidak Semua dari kita menghabiskan waktu dengan duduk di persimpangan jalan, bermain musik, minum kopi, bahkan tidak sedikit yang menghabiskan waktu dengan cara bercumbu dengan alkohol. 

Aku atau kalian mungkin dalam kategori ini tidak memiliki kesamaan. Dahulu, ketika aku masih terperangkap dalam usia 21 tahun aku melakukan hal yang tidak kalian lakukan. Aku tidak mencuri tapi aku menghabiskan waktu ku dengan menjerit tentang kerasnya hidup di persimpangan jalan.

Suara gitar dominan memecah gendang telingah para sahabat ku, namun tidak lebih heboh dari laju kendaraan yang terus melaju memecah kehingan malam simpang Boyonet Jogjakarta. 

Masa muda ku terukir dalam sahdu malam topi miring, curhat para pendosa yang seolah olah lupa pada agama. Semakin larut semakin kacau, suasana malam tidak akan pernah bisa hening selama sahabat kelam masa muda ku terus berkicau bersama berisiknya petikan gitarnya.

Aku yang bersama mereka ditempat itu, tidak bisa berhenti berpikir untuk apa sebenarnya aku ada di dunia ini. Tangan ku terus menulis lirik keresahan masa muda, jalan hidup jalanan yang aku sebut PUNK. Sangat miris namun menyenangkan. 

Recehan yang dihabiskan untuk melewati malam, kami dapat dari hasil mengamen dan parkir, bukan hasil menipu ataupun korupsi. Gelap malam semakin liar, kupu kupu liar dalam bentuk laki laki namun berdandan perempuan kerap datang menghampiri tongkrongan kami.

Tidak sedikit dari sahabat ku, yang terlena dalam buaian alkohol jadi lupa diri dan bercinta dengan lelaki malam berdandan wanita. Rasa mual terkadang datang menghampir pikiran ku, rutinitas yang terus menerus membuatku biasa akan peristiwa tersebut. 

Bocah kecil dari desa kini mengerti cara hidup orang dikota, mekipun hal tersebut hanya sebatas lokasi kecil dari sudut gelapnya kota jogja. 

Rutinitas menghamburkan uang dan waktu berjalan seiring waktuku selama di yogyakarta. Aku hanyalah pendosa yang mencoba menghibur diri dengan menulis kisah yang telah terkubur oleh waktu di atas kavas ini. 

Salam ku untuk kalian yang saat ini sedang membara dalam masa muda. Nikmatilah dengan cara kalian, hidup tidak pernah memberikan kesempatan kepada kalian untuk mengembalikan hal yang telah lewat. Jalani dan jangan di sesali. Masa muda, masa dimana aku ataupun kalian, pasti akan dapati .